Ku Rindukan Syurga di Rumahku


Entah untuk tahun yang keberapa saya terus seperti ini, bukan untuk membuka aib keluarga. Tetapi disini saya hanya ingin sedikit bercerita tentang bagaimana Allah melindungi dan selalu memeluk diri ini yang menurut saya sudah tidak layak dalam dekapan Nya.

Tidak layaknya seperti kebanyakan orang yang selalu merindukan rumah mereka sebagai kenyamanan hati baginya, tidak untuk saya. Mulai dari kaki yang memasuki pintu, hati dan mata saya tak sanggup menahan apa yang selama ini saya rasakan.
Saya sepi, saya sendiri, seorang diri…

Saya rindu kenyamanan rumah saya. Saya rindu rumah saya, Syurga saya dimana saya tinggal.

Lebih tepatnya saya rindukan keluarga saya yang dulu, salahkah saya merindukan keluarga saya yang dulu, walaupun tidak bisa saya genggam erat lagi.
Entah sampai kapan semua akan terjadi seperti ini, tapi saya ingat seorang sahabat saya berkata “entah besok, lusa, satu bulan, dua bulan, satu tahun, dua tahun atau kapanpun itu, kebahagiaan itu pasti datang”

Tapi Allah tidak pernah meninggalkan saya seorang diri, Allah begitu menyayangi saya. Allah titipkan keempat sahabat yang senantiasa menemani saya, dan seorang pria yang sedang berjuang untuk menjadi kata kita yang tak pernah letih meminjamkan bahunya untuk sandaran saya.

 Ya, janji Allah itu ada, itu nyata.

Kebahagiaan akan datang entah besok, lusa, satu bulan, dua bulan, satu tahun, dua tahun atau kapanpun itu.

Pelangi Kehidupan


Gue selalu bersyukur atas karunia yang udah Allah kasih ke gue, terutama mempunyai keempat sahabat yang bermacam bentuk dan sifat yang udah pastinya beda-beda, haha mereka gila, aneh, unik, dan pastinya mereka ga waras.

Jelaslah gue bilang mereka ga waras, gimana waras coba kalo saat bereng mereka tuh gue bisa dibikin seharian ketawa ga henti-henti. Haha mungkin guenya juga udah ikutan jadi gila, ya iyalah ngumpulnya bareng orang gila kaya mereka juga. Hahaaa~

Bagi gue, persahabatan tuh munafik kalo adem ayem aja, ga mudah bagi kita bisa sampe sini. Hampir mau beranjak 6tahun dan kita masih bareng-bareng. Walaupun kita ga layaknya orang-orang diluar sanah, yang selalu ada waktu buat hangout bareng ketempat-tempat baru. Kita masih sama dengan kesibukan masing-masing, sama-sama mempersiapkan diri buat masa depan kita kedepannya.
Tapi ga menutup hati kalo kita saling mendoakan jarak jauh, ciyeee balada LDR aja yaa. Hihiiii

Sahabat, saudara perempuan or keluarga, ya itulah mereka. Mereka separuh diri gue, kalo gaada mereka hidup gue sepi coy! Haha (gak semua hal yang bikin hidup sepi itu karena cowo)BACA~wkwk

Saat gue butuh mereka walaupun tengah malem pun, gue tinggal message mereka, dan pasti ada yang respon walaupun  beberapa. Ya kadang lucu kalo harus ngejabarin mereka satu per satu. Namanya orang gaada yang sama, tapi dari situlah perbedaan diantara kita yang buat kita bersatu.

Kalo kata lagu ya gini ~

Bersamamu kuhabiskan waktu
Senang bisa mengenal dirimu
Rasanya semua begitu sempurna
Sayang untuk mengakhirinya
                                                                                                 

Beri Aku Sedikit Maafmu



Berkali-kali hati ini terus mengutuk diri ini, sahabat macam apa aku yang tega membiarkan sahabatnya berjalan seorang diri.
Ketika semua orang meninggalkanku, engkaulah yang senantiasa setia disampingku.
Engkaulah yang mampu mengartikan tangisan dibalik senyumanku.

Aku takkan pernah menjadi aku, tanpa dirimu.
Aku takkan pernah sanggup berdiri tanpa bantuan tanganmu yang menguatkanku.

Tapi kemana aku saat dirimu terpuruk? Aku bahkan terus berjalan…
Berjalan dan membiarkanmu….
Tangis ini seolah terasa sesak dalam hati, sehingga hanya menyisahkan isak pada bekasnya.

Kasihku, Sahabatku…
Mungkin kata itu takkan pantas untuk ku dapati lagi…
Semoga engkau selalu kuat dan mampu menjalani ini.
Doa terbaik untukmu walaupun tanpa ku utarakan langsung.


Duhai Sahabatku, R. Amalia

Tak Ada Perjalanan Yang Lebih Melegakan Selain Menemukanmu


Menemukanmu, tidak pernah aku bayangkan.
Tidak pernah aku bayangkan bagaimana kelak aku akan bersama seseorang yang mampu menjadi sandaranku.

Tidak pernah terfikirkan bagaimana dan seperti apa laki-laki masa depanku.
Pada tujuh oktober dua ribu lima belas lalu, seorang pria datang tetapi nampaknya hati ini masih enggan untuk memberikannya sepenuh hati.
Hingga kini, kami masih bersama bahkan dirinya mampu menunjukkan apa arti dari kata keseriusan.

Ya, dari dirinyalah aku mampu menatap masa depanku, masa depan bersamanya.
Tangannya yang mampu terus mengenggam bahkan dikala amarah datang, dirinya takkan pernah sekalipun meninggalkan walaupun hati beranjak pergi.

Wahai penghuni hati, kini aku tau dan tersadar. Dirimulah alasanku menghentikan perjalanan panjang ini, kini tak ada perjalanan yang paling melegakan selain menemukanmu.

Semoga kelak pada hari dimana status yang akan berubah, tangan hangatmu akan terus menggenggam tanganku melangkah bersamamu, seterusnya dan selamanya.
Diberdayakan oleh Blogger.

Blogroll

Blogger templates

Quotes

When we are already one of the majors, does not mean we should be one of the future