Takkan pernah habis kata-kata yang
mampu ku ucap untuk rasa rindu yang teramat dalam.
Kini, hanya akan ada kedua mata yang
memandang batu nisan terukir namamu..
Penyesalan dan penyesalan yang kini
ku rasakan.
Tetesan air mata tak sanggup untuk ku
bendung.
Ibu…
Mungkin diri ini salah, yang seakan
mengutuk takdir akan kepergianmu.
Ingin rasanya aku bangun dari tidur
panjang ini, akan mimpi buruk ini.
Tapi tidak ibu, ini nyatanyaa… Kau
telah berpulang kehadapanNya.
Kemana harus ku cari pelukkan sehangat
pelukanmu Ibu, hanya ada air mata yang berlinang saat mengenangmu.
Tak ada yang memahami kerinduan ini,
takkan ada yang mampu menggantimu. Takkan pernah ada yang sanggup menjadi
sepertimu, bahkan aku sendiripun belum tentu mampu.
Ibu…
Hanya doa penghantar kedamaian yang
mampu ku haturkan untukmu, tanpa bisa ku lihat lagi senyuman hangatmu disetiap
pagi ku beranjak bangun.
Takkan ada lagi ocehan-ocehan kasihmu
yang ku dengar setiap harinyaa.
Ibu...
Lihatlah aku, aku disini aku
beranikan diri untuk mewujudkan keinginanmu. Aku percaya ragamu yang tak tampak
oleh mata, tapi hatimu takkan pernah mati untukku.
0 komentar:
Posting Komentar